Text
Perfect Bad Couple
Mata, adalah indera pertama sebelum hati mengalami kebodohan hakiki. Takdir meminta semesta untuk mempertemukan dua sosok di dalam satu tempat yang sama, dalam konten “hukuman”.
Milla si bar-bar dihadapkan dengan Arthur, ketua geng Birawa. Onar? Bahkan lebih. Berandal? Apalagi. Arthur pikir, bertemu dan pernah berbagi senja dengan Milla, akan menjadikan fajarnya menjadi sebuah guntur. Namun, semua berkata lain. Terjebak, menjadi pondasi awal kalimat “hujan di kala senja”.
Kini, apa yang sudah dibuka harus ditutup. Apa yang sudah dipertemukan, harus dipisahkan. Apa yang sudah dijatuhkan, harus diterbangkan.
Kembali.
“Cerita remaja yang nggak ngebosenin, karena selain tentang percintaan Milla dan Arthur, ada banyak teka-teki yang juga harus diungkap. Penulis berhasil bikin aku terkecoh!”
—Putrilagilagi, penulis
“Wajib banget baca! Ceritanya segar. Kadang lucunya banget, kadang sedihnya bisa bikin aku nangis beneran.”
—Asriaci, penulis
“Bikin candu bacanya, suka banget, alurnya menarik dan nggak gampang ketebak, nggak bosen, bikin penasaran buat baca terus.”
—Alexa Xaviera, pembaca
Novel “Perfect Bad Couple” mengisahkan seorang gadis bernama Milla yang berhasil membuat Arthur, si ketua geng, jadi luar biasa marah. Sebab, Milla tidak seperti orang lain yang akan menundukkan kepala ketika Arthur mengedarkan pandangan, Milla justru berani menatap balik dan bahkan menjawab kata-kata dingin Arthur.
D01081C | 813 DIA p | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain